Powered By Blogger

Selasa, 21 Juni 2011

Istirahat BAgi Yang Lelah

Matius 11:28
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu”

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 21; Efesus 4; Pengkhotbah 6-7

Sedikit orang yang tahu bagaimana cara beristirahat di hari-hari ini. Bahkan di saat liburan, banyak orang memaksakan diri sedemikan rupa sebelum mereka kembali bekerja, dimana mereka menghabiskan dua kali lipat energi untuk menyelesaikan pekerjaan dan surat-surat yang sudah menumpuk selama mereka tidak masuk. Banyak dari kita membutuhkan liburan hanya untuk beristirahat dari liburan kita! Mungkin kita telah mencari istirahat di tempat-tempat yang salah.

Yesus berkata, “Marilah kepada-Ku....Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” Seperti halnya kedamaian, istirahat dan kelegaan hanya dapat ditemukan di satu tempat, dari satu sumber, dan itu adalah Tuhan Yesus Kristus.

Yesus memberi kita istirahat yang sesungguhnya, kepercayaan diri yang kita perlukan, untuk keluar dari rasa frustasi dan kekacauan di sekekeling kita. Beristirahatlah di dalam Dia dan jangan khawatir dengan apa yang akan terjadi di depan. Yesus Kristus sudah mengurus hari esok.

Ketika Anda merasa lelah dengan segala rutinitas Anda sehari-hari, datanglah kepada Yesus karena Dia adalah pemberi kelegaan yang handal.


Sumber :Penerbit Metanoia

Jumat, 17 Juni 2011

Kisah Burung Rajawali

Tahukah Anda bahwa burung rajawali adalah burung yang paling panjang usianya?
Seekor burung rajawali bisa mencapai umur hingga 70 tahun. Tapi untuk mencapai umur tersebut adalah sebuah pilihan bagi seekor rajawali, apakah dia ingin hidup sampai 70 tahun atau hanya sampai 40 tahun.

Ketika burung rajawali mencapai umur 40 tahun, maka untuk dapat hidup lebih panjang 30 tahun lagi, dia harus melewati transformasi tubuh yang sangat menyakitkan. Dan pada saat inilah seekor rajawali harus menentukan pilihan untuk melewati transformasi yang menyakitkan itu atau melewati sisa hidup yang tidak menyakitkan namun singkat menuju kematian.

Pada umur 40 tahun paruh rajawali sudah sangat bengkok dan panjang hingga mencapai lehernya sehingga ia akan kesulitan memakan. Dan cakar-cakarnya juga sudah tidak tajam. Selain itu bulu pada sayapnya sudah sangat tebal sehingga ia sulit untuk dapat terbang tinggi.

Bila seekor rajawali memutuskan untuk melewati transformasi tubuh yang menyakitkan tersebut, maka ia harus terbang mencari pegunungan yang tinggi kemudian membangun sarang di puncak gunung tersebut. Kemudian dia akan mematuk-matuk paruhnya pada bebatuan di gunung sehingga paruhnya lepas. Setelah beberapa lama paruh baru nya akan muncul, dan dengan menggunakan paruhnya yang baru itu ia akan mencabut kukunya satu persatu-satu dan menunggu hingga tumbuh kuku baru yang lebih tajam. Dan ketika kuku-kuku itu telah tumbuh ia akan mencabut bulu sayap nya hingga rontok semua dan menunggu bulu-bulu baru tumbuh pada sayapnya. Dan ketika semua itu sudah dilewati rajawali itu dapat terbang kembali dan menjalani kehidupan normalnya. Begitulah transformasi menyakitkan yang harus dilewati oleh seekor rajawali selama kurang lebih setengah tahun.

Burung rajawali ini ibarat kita sebagai manusia. Ketika sebuah masalah datang dalam kehidupan kita dan kita dihadapkan pada pilihan-pilihan yang harus diambil, dan sering dari pilihan yang kita ambil tersebut kita harus melewati suatu transformasi kehidupan yang menyakitkan bagi jiwa dan tubuh kita. Namun ditengah kesulitan tersebut kita harus ingat ada Tuhan yang menyertai kita, ada masa depan yang Tuhan sediakan untuk kita diakhir perjuangan kita, suatu kehidupan 30 tahun lebih panjang, suatu kehidupan yang lebih baik, suatu pemulihan hubungan, suatu kesembuhan, suatu sukacita ....., suatu yang saudara impikan selama ini.


sumber : renungan .co.id

Selasa, 14 Juni 2011

Tidak akan Melepaskanmu

Beberapa tahun yang lalu, pada suatu hari musim panas yang terik di Florida Selatan, seorang anak kecil memutuskan untuk pergi berenang disebuah tempat renang tua dibelakang rumahnya. Karena bergegas mau terjun kedalam air dingin, ia lari lewat pintu belakang, sambil meninggalkan sepatu, kaus kaki, maupun kemejanya.

Ia melompat kedalam air, tanpa menyadari bahwa selagi berenang ketengah danau, seekor buaya malah sedang berenang kearah tepian. Ibunya yang dirumah sedang melihat keluar lewat jendela ketika ia melihat mereka makin saling mendekati.

Dalam ketakutannya, ia berlari kearah danau, berteriak dan menjerit-jerit pada putranya sekuat tenaga. Mendengar suaranya, anak kecil itu jadi waswas dan berbelok balik menuju ibunya. Tapi sudah terlambat...

Ketika ia sampai pada ibunya, buaya itupun tepat mencapainya juga. Dari dok, tambatan, ibu itu menangkap tangan anak kecil itu tepat saat buaya itu menggigit kaki2nya. Itu memulai suatu pertarungan yang luar biasa diantara mereka berdua. Buaya itu jauh lebih kuat dari ibu itu, tetapi sang ibu terlampau bersemangat jua untuk begitu saja melepaskan. Seorang petani kebetulan sedang lewat, ia mendengar jeritan2nya,larilah ia turun dari truknya, membidik dan menembak mati buaya itu.

Mengagumkan sekali, setelah ber-minggu2 dirumah sakit, anak kecil itu terselamatkan. Kakinya memang sangat amat terluka, penuh parut marut akibat serangan ganas hewan itu, dan pada tangannya, ada goresan garutan dalam sekali akibat kuku-kuku ibunya yang menancap kedalam dagingnya saat ia terus bertahan menyelamatkan putranya yang ia cintai.

Reporter surat kabar yang mewawancarai anak itu setelah trauma itu, bertanya apakah ia mau menunjukkan bekas2 lukanya. Anak itu menaikkan celana kakinya. Kemudian, nyata sekali ia berbangga, katanya pada reporter itu, "Tapi coba lihat tangan2ku. Ada juga parut2 bekas luka
ditanganku. Aku dapatkan ini sebab ibuku tidak melepaskan [aku]."

Anda dan aku bisa menyamakan diri kita dengan anak kecil itu. Kitapun punya luka2. Tidak, bukan akibat gigitan buaya, atau apapun yang sedramatis begitu. Tapi akibat luka2 masa lalu yang menyakitkan. Beberapa diantaranya begitu buruk sekali dan telah membuat kita begitu menyesalinya. Akan tetapi, beberapa luka2 itu, sahabatku, adalah karena Allah menolak
melepaskannya.

Ditengah pergumulanmu, Ia ada disana sambil terus memegangimu. Kitab Suci mengajarkan bahwa Allah memcintaimu. Engkau seorang anak Allah. Ia mau melindungimu dan menyediakan segalanya. Tapi terkadang kitalah yang secara bodoh dungu melangkah kedalam situasi berbahaya. Kolam renang hidup kita penuh dengan mara bahaya - dan kita lupa bahwa musuh sedang menunggu untuk menyerang. Disaat itulah mulai ada peperangan, dan sekiranya kau dapatkan parut2 luka cinta kasihNya pada tangan2mu, bersyukurlah, sungguh, amat bersyukurlah. Ia tidak pernah dan tidak akan - melepaskanmu.

Kalau kau melihat seseorang tanpa senyum, stop.... berilah padanya punyamu (:-) . Allah telah memberkatimu, sehingga engkau boleh menjadi berkat bagi orang lain. Kau tak pernah tahu dimana seseorang ada didalam kehidupannya dan apa saja yang sedang atau akan dilewatinya.

2 Petrus1:5-8 ... menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang. Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita.


Sumber : renungan.co.id

Nb: buat all friend yang mau gabung di indonesia Travel

http://www.indonesia.travel/quiz/index.php?fuid=1288846957

Senin, 13 Juni 2011

Monumen Kehidupan

Matius 23:31
“Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu”

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 12; Galatia 1; Kidung Agung 7-8

Rumah kelahiran Tan Malaka di Padang Gadang, Kecamatan Gunuang Omeh, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, tidak banyak berubah dibandingkan dengan beberapa tahun silam. Kondisi rumah yang dijadikan museum itu masih relatif sama dan koleksi buku tidak banyak bertambah. Museum juga tidak mempunyai pemasukkan karena tidak ada pungutan pengunjung museum. Koleksi buku di museum ini tidak banyak bertambah sejak diresmikan pada 21 Februari 2008.

Tuhan mengajar bangsa Israel untuk menghargai campur tangan Tuhan dan jasa para leluhur yang terjadi dalam kehidupan mereka. Salah satu bukti tentang hal itu antara lain ketika bangsa itu melawan bangsa Filistin pada zaman Yosua. Hamba Tuhan ini menegakkan kedua belas batu yang diambil dari Sungai Yordan. Tugas para orangtua ketika anak-anak mereka bertanya tentang bangunan itu adalah menceritakan pengalaman mereka ketika menyebrangi Sungai Yordan. Dengan begitu anak-anak tersebut akan belajar menghargai keteladanan para leluhur mereka. Bangunan itu menjadi saksi bisu tentang keperkasaan Tuhan dan sikap bakti manusia yang percaya kepada-Nya.

Berbeda dengan itu adalah sindiran Tuhan Yesus kepada orang Israel yang melabur makam para nabi yang hidup pada zaman leluhur mereka. Tuhan menegur keras karena makam itu menjadi bukti pemberontakkan nenek moyang bangsa tersebut kepada Tuhan. Para nabi itu mati dibunuh oleh tangan-tangan kotor yang memberontak kepada Tuhan.

Setiap orang memiliki monumen perjalanan hidupnya masing-masing. Monumen kehidupan seperti apakah yang sedang kita bangun? Perhatikanlah kehidupan kita, dan biarlah semakin banyak monumen ketaatan yang kita bangun di kehidupan ini.

Monumen kehidupan kita berkisah tentang kenyataan siapa kita sebenarnya.

sumber : Renungan Arti Kehidupan

Minggu, 12 Juni 2011

Surat Permohonan Cinta

Surat Permohonan Cinta:

Suatu hari ada seorang pengusaha yang tidak pernah bergaul dengan wanita, disuruh ibunya agar mengirim surat buat seorang gadis untuk dijadikan istrinya.

“Akh… itu gampang bu !†ujar si pengusaha itu. Lalu dibuatlah sebuah surat yang bunyinya begini:
...
Kepada Yth.
Sdri. Wanita cantik
di Jakarta
Hal: Penawaran Kesepakatan
Firman Tuhan :Kidung agung 2:4b-5
dan panjinya di atasku adalah cinta.
Kuatkanlah aku dengan penganan kismis, segarkanlah aku dengan buah apel, sebab sakit asmara aku.


Dengan Hormat,

Saya sangat gembira memberitahukan Anda bahwa saya telah jatuh cinta kepada Anda terhitung tanggal 10 Agustus lalu. Berdasarkan rapat keluarga kami tanggal 11 Agustus lalu pukul 19.00 WIB saya berketetapan hati untuk menawarkan diri sebagai kekasih anda yang prospektif.

Hubungan cinta kita akan menjalin masa percobaan minimal 3 bulan sebelum memasuki tahap permanen. Tentu saja, setelah masa percobaan usai, akan diadakan terlebih dahulu on the job training secara intensif dan berkelanjutan.

Dan kemudian, setiap tiga bulan selanjutnya akan diadakan juga evaluasi performa kerja yang bisa menuju pada pemberian kenaikan status dari kekasih menjadi pasangan hidup.Biaya yang dikeluarkan untuk kerumah makan dan shooping akan dibagi 2 sama rata antara kedua belah pihak.

Selanjutnya didasarkan pada performa dan kinerja Anda, tidak tertutup kemungkinan bhw saya akan menanggung bagian yang lebih besar pengeluaran total. Akan tetapi saya cukup bijaksana dan mampu menilai, jumlah dan bentuk pengeluaran yg Anda keluarkan nantinya.

Saya dengan segala kerendahan hati meminta anda untuk menjawab penawaran ini dalam waktu 30 hari terhitung tanggal penerimaan surat. Lewat dari tanggal tersebut, penawaran ini akan dibatalkan tanpa pemberitahuan lebih lanjut, dan tentu saja saya akan beralih dan mempertimbangkan kandidat lain.

Saya akan sangat berterima kasih apabila Anda berkenan untuk meneruskan surat ini kepada adik perempuan, sepupu bahkan teman dekat anda, apabila anda menolak penawaran ini.

Demikian penawaran yang dapat saya ajukan dan sebelumnya terima kasih atas perhatiannya.

Hormat saya

Pejantan Tanggung
Kidung Agung 6;3-4

Aku kepunyaan kekasihku, dan kepunyaanku kekasihku, yang menggembalakan domba di tengah-tengah bunga bakung.

Cantik engkau, manisku, seperti kota Tirza, juita seperti Yerusalem, dahsyat seperti bala tentara dengan panji-panjinya.

sumber : http://www.facebook.com/profile.php?id=100000814636223#!/pages/ROH-KUDUS/229538415275

Minggu, 05 Juni 2011

Belajar Sportif

I Samuel 18:18
“Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: “Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa..”

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 5; Yohanes 15; 1 Tawarikh 23-24

Sportivitas adalah sebuah prinsip yang sangat dipegang oleh setiap olahragawan. Kemenangan besar tetapi apabila diraih dengan cara yang curang maka semuanya itu adalah sia-sia. Tak ada kebanggaan waktu kita mengangkat piala atau dikalungkan medali jika dalam prosesnya kita berlaku licik.

Sportivitas tidak hanya berlaku dalam dunia olahraga saja, tetapi juga diperlukan dalam berbagai segi kehidupan. Dalam tingkatan tertentu, ketidakmampuan untuk bersikap sportif bisa berakibat fatal, membahayakan diri sendiri dan orang lain.

Raja Saul tidak cukup sportif untuk mengakui bahwa Daud, penggantinya kelak, lebih baik darinya. Prestasi Daud mengalahkan berlaksa-laksa musuh membuatnya iri hati, bahkan dicatat dalam Alkitab bahwa ia berusaha untuk membunuh menantunya itu. Lebih dari sekali Raja Saul mencoba untuk membunuh Daud, namun hal tersebut selalu gagal karena Allah sendiri yang menyertai serta melindungi Daud. Seandainya Saul dapat bersikap sportif dan tidak memusuhi Daud, mungkin hidupnya tidak akan berakhir dengan Tragis (I Samuel 31).

Sikap tidak sportif dalam pekerjaan dapat menimbulkan keinginan untuk menjatuhkan karir sesama karyawan karena iri hati dengan prestasi yang diraih orang lain. Sikap sportif juga dapat menambah sahabat karena kita mau mengakui keunggulan orang lain. Sikap sportif selalu berdampak positif.

Ingatlah selalu, sportivitas mendatangkan dua hal besar dalam kehidupan seseorang: yang pertama, kehidupan akan semakin berhasil, dan yang kedua adalah kasih dan dukungan dari manusia akan menjadi bagian kita (I Samuel 18:15-16). Apakah Anda mau mengalaminya?

Jabatlah tangan orang yang lebih baik daripada Anda, kemudian belajarlah darinya.
 
 
sumber : Renungan.co.id

Jumat, 03 Juni 2011

7 Hadiah Yang Terbaik

Lukas 6:30-36 - Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu. Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka. Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosapun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka. Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun berbuat demikian. Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak. Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati."

Jika kita mengasihi seseorang, kita pasti rindu untuk menyenangkan dan membuat orang itu tersenyum. Salah satu cara untuk membuatnya senang dan tersenyum adalah dengan memberikan sebuah hadiah yang menarik baginya. Dibawah ini ada 7 contoh hadiah terbaik yang bisa kita kemas untuk diberikan kepada diri kita sendiri dan mereka yang kita kasihi.

Hadiah terbaik pertama adalah untuk diri kita sendiri, berupa tindakan yang mengasihi diri sendiri. Seorang yang mengasihi dirinya akan membuang rasa minder, sombong dan mengasihi diri sendiri. Ia juga akan menjauhkan diri dari perbuatan2 tercela yang akan menumpulkan hati nuraninya. Orang yang mengasihi dirinya akan menjauhkan tubuhnya dari minuman keras, obat-obatan terlarang, judi dan memberi istirahat yang cukup bagi tubuhnya.

Hadiah kedua ditujukan kepada ayah, yaitu berupa rasa hormat. Ketika kita menyendengkan telinga kepada nasihat dan peringatan ayah, itu menjadi hadiah terbaik bagi ayah yang kita kasihi. Para ayah merasa bahwa mereka dihormati tatkala anak-anaknya mendengarkan petunjuk-petunjuk hidup yang diajarkannya. (Ams 4:4 - Aku diajari ayahku, katanya kepadaku: "Biarlah hatimu memegang perkataanku; berpeganglah pada petunjuk-petunjukku , maka engkau akan hidup).

Hadiah ketiga ditujukan kepada ibu, yaitu berupa perilaku yang membuatnya bangga. Apakah yang membuat ibu bangga? Jika kita memelihara budi pekerti, belajar bertekun, menjadi berkat bagi sesama, itulah yang akan membuat ibu kita bangga. Ibu kita akan bangga dan bersukacita manakala orang lain mengatakan kepadanya bahwa ia adalah ibu yang berbahagia karena memiliki anak yang saleh, berbakti dan berprestasi. (Ams 23:25 - Biarlah ayahmu dan ibumu bersukacita, biarlah beria-ria dia yang melahirkan engkau).

Hadiah keempat ditujukan kepada anak, yaitu berupa teladan. Ishak adalah contoh anak yang bertumbuh dengan baik karena ia melihat teladan hidup Abraham, ayahnya. Belajarlah menjadi bapa yang rendah hati, bertutur kata manis, bertingkah laku baik, mengasihi ibu mereka dan setia menjaga kekudusan hidup rumah tangga. Semua itu merupakan hadiah yang indah dan terbaik bagi anak-anak Anda.

Hadiah kelima ditujukan kepada sahabat, yaitu berupa kepercayaan. Yang dibutuhkan oleh seseorang dalam segala keadaan adalah seorang sahabat yang bisa dipercaya untuk menjadi tempat curahan hatinya. Ketika kita memberi kepastian kepada orang yang kita kasihi bahwa kita bisa dipercaya, itu merupakan hadiah yang istimewa dari seorang sahabat. (Ams 17:17 - Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran).

Hadiah keenam ditujukan kepada semua relasi kita, yaitu berupa kasih yang tulus. Hubungan yang kita bangun kepada semua orang seharusnya didasari oleh kasih yang tulus. Jika kita ingin dikasihi oleh relasi kita dengan tulus, maka kitalah yang pertama kali mengasihi mereka dengan tulus. "Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka." (Luk 6:31).

Hadiah ketujuh ditujukan kepada musuh, yaitu berupa doa dan pengampunan. Tuhan Yesus memberikan hadiah terindah berupa doa dan pengampunan bagi orang-orang yang menyalibkanNya (Luk 23:43a - Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.") Apakah Anda mau meneladani Yesus untuk memberikan hadiah berupa doa dan pengampunan kepada orang yang menekan dan menyakiti hati Anda?

KATA-KATA BIJAK: Memberi "hadiah" kepada sesama akan membuat hidup lebih berarti dan bahagia.

Sumber : Manna Sorgawi, 23August'06

Singkirkan Yang Tidak Perlu

Yesaya 62:10
“Berjalanlah, berjalanlah melalui pintu-pintu gerbang, persiapkanlah jalan bagi umat, bukalah, bukalah jalan raya, singkirkanlah batu-batu, tegakkanlah panji-panji untuk bangsa-bangsa!”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 131; 2 Korintus 4; 1 Samuel 28-29

Suatu hari seorang wanita muda mengunjungi Michaelangelo di sanggar patungnya. Wanita tersebut begitu terkesima melihat Angelo bekerja, ia berkata, “Saya tahu bahwa mematung itu begitu mudah setelah melihat cara kerja Anda. Karena saya yakin saya juga dapat melakukannya.” “Tentu, sama sekali tidak sulit,” jawab Angelo. “Semua yang Anda butuhkan hanyalah sebongkah marmer, palu, pahat. Kemudian Anda hanya memukul-mukul dan membuang bagian marmer yang tidak Anda inginkan.”

Tahukah Anda bahwa untuk menjadi seorang yang unggul, manusia cukup membuang bagian-bagian yang tidak kita inginkan dalam hidup? Apa sajakah itu? Kemalasan, menunda-nunda pekerjaan, egois - segala sifat buruk yang sebenarnya dapat kita buang. Namun, itu semua tergantung pada sikap kita sendiri. Ingatlah akan hal ini: daging memang lemah, tetapi roh penurut.

Jika kita terus melatih roh kita, maka makin lama roh kitalah yang akan kuat. Dan dengan sendirinya justru kita bisa mengalahkan kebiasaan-kebiasaan negatif. Mungkin ada yang berkata, “Ya, sebenarnya saya mau meninggalkan kebiasaan-kebiasaan yang merugikan, tetapi jujur saya menyadari bahwa saya tidak sanggup.” Benarkah ini? Mengubah kebiasaan-kebiasaan negatif bukanlah soal bisa atau tidak bisa, tetapi lebih kepada adakah kemauan yang kuat untuk berubah.

Hari ini marilah kita berdoa agar Roh Kudus memberi kita kemampuan untuk mengubah setiap kebiasaan kita yang tidak berkenan di hati-Nya. Kemudian miliki komitmen untuk berubah. Dan lihatlah diri kita pasti menjadi pribadi yang semakin baik setiap harinya.

Kebiasaan-kebiasaan buruk yang terus dipelihara merupakan penghalang Anda untuk mencapai tujuan hidup yang Allah sudah rancangkan sebelumnya. 

Sumber: renungan.co.id

Kamis, 02 Juni 2011

Mengubah Masa Depan

Yosua 1:8
“Janganlah engkau lupa memperkatakan Kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala sesuatu yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 138; 2 Korintus 11; 2 Samuel 3-4

Efek dahsyat setelah membaca buku dialami oleh Karl May (1842-1912), pengarang cerita petualang asal Jerman yang populer dengan serial Winnetou. Karya-karyanya, terutama “kisah perjalanan” ke berbagai pelosok dunia ia ciptakan di atas meja. Hingga akhir hidupnya, ia tidak pernah berkunjung ke Wild West, salah satu lokasi dalam kisah-kisah petualangnya terjadi dan menjadikannya terkenal.

Pengalaman Karl May dengan buku-bukunya lebih dari seabad lampau telah menjadi inspirasi penting bahwa buku dengan segala isinya mampu membentuk pribadi pembacanya. Dalam proses pembentukan karakter ada satu mata rantai penting, yaitu guru. Jika subyek pembentukan karakter bangsa ini adalah anak-anak dan orang-orang muda, guru yang telah dibentuk kepribadiannya oleh buku akan kian besar pengaruhnya.

Tuhan mengajar bangsa Israel untuk menggunakan pola belajar firman terus menerus dan dalam intensitas yang terus ditambah. Para orangtua diperintahkan untuk mengajarkan prinsip-prinsip kebenaran itu di segala kesempatan: pada waktu duduk maupun pada waktu berdiri, pada waktu berjalan maupun saat berbaring. Kebenaran yang diajarkan terus-menerus dan dalam banyak kesempatan akan membentuk kebiasaan, dan kebiasaan pada akhirnya akan membentuk karakter.

Tuhan Yesus mengajar para murid melalui praktik langsung. Dia menggunakan bumi dengan segala isinya, bahkan alam semesta ini sebagai alat peraga untuk mengajarkan banyak hal. Di antara para murid, ada yang bisa belajar dengan cepat, ada yang lamban, bahkan ada yang gagal memenuhi targetnya. Namun, Dia tetap memberikan kesempatan belajar itu bagi mereka. Dia tidak pernah menutup pintu bagi setiap pribadi untuk memperbaiki diri. Ini berarti kuncinya ada pada setiap pribadi. Apakah mereka bersedia menggunakan kesempatan itu.

Bersyukurlah bahwasanya hingga hari ini kita masih berkesempatan untuk belajar. Proses belajar akan menolong kita mendapat pengetahuan, membentuk kebiasaan, membangun karakter, dan mewarisi masa depan. Agar tidak kehilangan kesempatan, pergunakanlah setiap kesempatan tersebut untuk belajar dengan baik.

Apa yang Anda baca hari ini adalah siapa Anda di masa depan.

Sumber : Renungan.co.id